Copyright fbrhmn. Powered by Blogger.

Archive for March 2012

Tulisan III - Meningkatkan Hard Skill


posted by feby rahmana on

No comments


Apa fungsi hard skill? Mengapa diperlukan bagi masing-masing individu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya kita harus tahu dulu apa arti dari hard skill itu sendiri.
Hard skill adalah kemampuan yang biasa dipelajari di sekolah atau universitas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan subyek yang   dipelajari. Misalnya hard skill yang didapat oleh seorang mahasiswa system informasi adalah kemampuan untuk menggunakan komputer dengan baik maupun kemampuan untuk membuat suatu program aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Semua kemampuan itu merupakan suatu contoh dari hard skill yang bisa didapat dengan cara dipelajari dikampus. Hard skill bisa diukur dengan melakukan tes yang ada hubungannya dengan bidang yang dipelajari. Jadi, kemampuan hard skill mahasiswa system informasi bisa dites dengan pengetahuan yang didapatnya sesuai dengan bidangnya, misalnya pengetahuan akan bahasa pemrograman tertentu. Semakin tinggi hard skill seseorang, semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Namun, seseorang tidak akan sukses tanpa adanya soft skill. Karena, soft skill tentunya mempengaruhi hard skill. Apa itu soft skill?
Soft skill adalah sesuatu yang tak kasat mata/abstrak. Tak seperti hard skill yang terukur dan bisa dipelajari, soft skill tidak dipelajari secara langsung baik di sekolah maupun universitas. Pengukurannyapun sulit. Bagaimana ukuran orang baik itu? Apa definisi orang jujur? Bagaimana cara mengetahui seseorang tersebut jujur atau tidak? Dan pertanyaan lainnya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Harvard University, dikatakan bahwa kesuksesan seseorang dalam bidang apapun yang sedang ia tekuni tak semata-mata karena kemampuan intelektual yang dimiliki (hard skill) namun juga kemampuan dalam mengelola emosi atau soft skill. Bahkan secara gamblang penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh bagaimana cara ia mengelola emosinya dan sisanya baru faktor bernama hard skill.
Jadi jika ingin menjadi orang yang sukses tentulah kedua sisi harus berjalan dengan seimbang dan baik agar timbul keselarasan yang menciptakan pribadi yang baik. 

Sumber :

Tulisan II - Pentingnya Soft Skill


posted by feby rahmana on

No comments

Pentingnya Soft skill
Pernahkah pada saat kita sedang mengerjakan suatu pekerjaan kita merasa tidak bisa berkonsentrasi karena terganggu akan suatu hal tertentu? Mungkin kita tidak bisa fokus pada pekerjaan yang sedang dilakukan karena kita juga sedang memikirkan masalah lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Jika pernah mengalaminya, pada saat itulah sebenarnya soft skill sedang mempengaruhi hard skill. Pernah dikatakan sebelumnya bahwa kesuksesan seseorang 80% disebabkan karena soft skill dan selebihnya adalah hard skill. Bisa jadi kita tidak konsen untuk menjalani  tugas yng sedang kita kerjakan karena tidak bisa mengendalikan emosi kita. Begitu pula sebaliknya, saat emosi kita berada dalam kondisi baik, maka tugas seberapapun banyaknya bisa kita kerjakan dengan baik. Tapi, apa sebenarnya pengertian dari soft skill dan mengapa bisa mempengaruhi hard skill?
Soft skill adalah sesuatu yang tak kasat mata/abstrak. Tak seperti hard skill yang terukur dan bisa dipelajari, soft skill tidak dipelajari secara langsung baik di sekolah maupun universitas. Pengukurannyapun sulit. Bagaimana ukuran orang baik itu? Apa definisi orang jujur? Bagaimana cara mengetahui seseorang tersebut jujur atau tidak? Dan pertanyaan lainnya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Harvard University, dikatakan bahwa kesuksesan seseorang dalam bidang apapun yang sedang ia tekuni tak semata-mata karena kemampuan intelektual yang dimiliki (hard skill) namun juga kemampuan dalam mengelola emosi atau soft skill. Bahkan secara gamblang penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh bagaimana cara ia mengelola emosinya dan sisanya baru faktor bernama hard skill.
Soft skill merupakan suatu aspek yang penting untuk dilatih karena manusia adalah makhluk yang subyektif. Tanpa kita sadari maupun disadari setiap keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh faktor emosional yang ada dalam diri kita. Manusia bukanlah robot yang hanya mengenal fungsi Y untuk Yes dan N untuk No.
Untuk itulah manusia memerlukan pengetahuan soft skill yang baik. Semakin banyak berlatih sesorang akan ahli dalam memainkan emosi yang ada dalam dirinya sehingga bisa me-manage emosi jenis apa yang harus dikeluarkan di setiap situasi dan kondisi yang berbeda. Jangan mencampur semua emosi pada kondisi yang sama. Karena apabila emosi yang dikeluarkan tidak cocok pada kondisi yang ada, maka akan terjadi salah paham sehingga merusak keadaan dan hubungan kita dengan orang lain. Maka dari itu kemampuan untuk mengatur emosi adalah hal sangat diperlukan dikehidupan.

Sumber :

Tulisan I - Fenomena Mobil Kiat Esemka


posted by feby rahmana on , ,

No comments

Apa yang terbersit dipikiran kita bila mendengar kata Kiat Asemka?
Kiat Asemka adalah suatu merk mobil yang dibuat oleh anak-anak Indonesia.

Anak-anak Indonesia? Apa bisa?
Mobil tersebut dibuat oleh murid-murid SMK Negeri 2 Surakarta. Selain murid sekolah tersebut, perakitan mobil Esemka juga dibantu oleh SMK Warga Surakarta yang sebelumnya mobil tersebut sempat digunakan walikota dan wakil walikota sebagai kendaraan dinasnya.

Apa yang membuat mobil ini spesial?
Mobil Kiat Esemka atau yang lebih dikenal dengan sebutan Esemka ini memberikan gebrakan baru di dunia otomotif Indonesia dengan meluncurkan dua produk barunya yang sangat digemari oleh para pejabat negara karena harganya yang sangat terjangkau dengan kualitas yang bagus dan nyaman.
Khususnya mobil ini terkenal setelah Wali Kota Solo mengganti mobil dinasnya dengan produk mobil Esemka yang memang nyaman untuk dipakai. Setelah Wali Kota Solo mempublikasikan mobil ini, banyak kota-kota lainnya yang memesan mobil Esemka yang akan di jadikan mobil dinasnya.
Selain harganya yang terjangkau, tentulah ada keunggulan yang membuat mobil ini semakin diminati oleh khalayak ramai. Salah satunya adalah model serta mesin yang digunakannya yang menyerupai mobil-mobil luar negeri yang tergolong mewah. Terlepas dari itu, mobil ini juga menggunakan bahan bakar yang memiliki emisi atau tingkatan yang sangat rendah, iri dan ramah lingkungan.
Berikut ini adalah foto-foto dari proses perakitan mobil Esemka :




Namun dibalik kesuksesan mobil tersebut, ternyata ada satu aspek yang membuat mobil ini belum siap untuk digunakan secara nasional. Hal itu dikarenakan mobil ini tak lulus uji emisi.

Apa itu uji emisi?
Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga perlu diambil beberapa langkah untuk dapat mengendalikan gas buang yang dihasilkan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan atau uji emisi berkala untuk mengetahui kandungan gas buang kendaraan yang berpotensi mencemari lingkungan. Pada negara-negara yang memiliki standar emisu gas buang kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2 dan O2. Dari informasi mengenai pengertian dari uji emisi ini diketahui bahwa mobil Esemka ini mengalami gagal uji emisi dimana ambang batas gas buang Esemka belum memenuhi persyaratan, yakni kadar CO2 masih diatas 5 gram per kilometer. Meskipun sudah ramai diketahui oleh media jika mobil Esemka tidak lulus uji emisi, namun pihak walikota, wakil walikota, maupun Solo Tehco Park pada tanggal 1 Maret 2012 belum menerima surat pemberitahuan hasil emisi tersebut. Maka dari itu rencana awal yang menargetkan Agustus nanti mobil Esemka sudah bisa diproduksi sebanyak 200 unit terpaksa diundur rencananya. Namun, tentunya perjuangan mereka orang-orang dibalik mobil Esemka tidak akan berhenti akibat gagalnya uji emisi dimana banyaknya orang maupun instansi yang menarik perhatian khusus pada pengembangan mobil tersebut.

Sumber : 

Tugas III - Kesalahan Dalam Penalaran


posted by feby rahmana

No comments

Kesalahan dalam penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan struktur kalimat dan karena dorongan emosi.
Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. 
1.      Salah nalar induktif, berupa
·         kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas
Contoh : Perekonomian Indonesia sangat berkembang.
·         kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat
·         kesalahan analogi.
Contoh : Ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, Ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualnya dengan harga terjangkau.
2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena :
·         kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi
·         kesalahan karena adanya term keempat
·         kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi
·        kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Selain itu ada pula kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya. Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu.


Sumber
Queenchib's Blog
Wartawarga Gunadarma

Tugas II - Metode Penalaran


posted by feby rahmana on , ,

No comments


Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
1.      Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
a.       Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contohnya :
·         Jessica Alba adalah artis, dan ia berparas cantik.
·         Mariah Carey adalah artis, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua artis berparas cantik.
Pernyataan “semua artis berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya. Contoh kesalahannya: Oprah juga artis, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
o     Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus penduduk.
o   Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah
§  Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
§  Sampel harus bervariasi.
§ Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
b.      Analogi
Analogi merupakan cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain :
·         Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
·         Meramalkan kesaman
·         Menyingkapkan kekeliruan
·         Klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

c.       Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
·         Sebab- akibat : Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
·         Akibat – Sebab : Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
·         Akibat – Akibat : Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
Contoh Kausal :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

2.      Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi)
Ada dua bentuk silogisme dalam penalaran Deduktif, yakni :
·        Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
·        Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
Misalnya:
o      Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
o       Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Contoh : “Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin.
Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.
Bentuk standar :“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.
Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

Sumber

Tugas I - Defisini Penalaran


posted by feby rahmana on ,

No comments

Pernahkan Anda berpikir berdasarkan dari apa yang dilihat? Menebak wujud benda yang dilihat? Hal-hal berpikir tersebut disebut penalaran. Apa itu penalaran? Berikut pengertiannnya.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran sebagai sebuah kemampuan berpikir, memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan analitis. Logis artinya bahwa proses berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan analitis mengandung arti bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah teratur seperti yang dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya.
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai hasil penalaran bila memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2.   Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Sumber :