Copyright fbrhmn. Powered by Blogger.

Tugas I Bahasa Indonesia - Sikap Kesetiaan Bahasa


posted by feby rahmana on , , , , , , ,

No comments

Menunjukkan / menganalisis / memberikan tanggapan sebuah tulisan / wacana yang menyatakan sikap kesetiaan bahasa atau sikap kebanggaan bahasa.

Pada tugas pertama ini saya akan memberikan tanggapan pada suatu potongan tulisan dari sebuah novel berjudul kening karya Rakhmawati Fitri.  Buku ini bersifat fiksi dan merupakan buku yang sengaja di buat untuk para remaja, sehingga banyak sekali ditemukan gaya bahasa yang tidak baku, seperti gaya bahasa anak remaja zaman sekarang, bahkan bahasa asing sekalipun turut meramaikan tulisan novel ini. Untuk itu, marilah kita simak beberapa penggal kalimat yang telah sengaja diambil untuk menunjukkan sejauh mana sikap kesetiaan bahasa digunakan.

“Wow, hebat banget deh Amara ini. Kalo aja gue seberani dia. Jangankan ngajak Agra sama temen-temen kampusnya buat jalan dan traktir mereka makan just like she did (basic rule deketin cowo : perutnya dulu, temen-temennya, baru hatinya), sms-an sama Agra aja gue gak pernah. Padahal gue sahabatan sama Agra berbulan-bulan. Paling Agra hanya sms gue kalau dia mau nyamper atau memang ada perlu yang penting banget. Kirim sms buat request lagu pas gue siaran aja gak pernah. Jadi gue gak terlalu kaget sih ketika akhirnya Amara sukses deketin temen-temen Agra dan berhasil ngajak Agra candle lite dinner on the Saturday night. Kalau Agra masih bilang it isn’t a date, I’ll punch him on the face! Dan tentunya malam minggu kali ini Agra gak datang nyamper gue ke Ardan.”

Sejauh mata memandang, pada tulisan diatas terdapat banyak sekali penggunaan gaya bahasa selain gaya bahasa yang telah disempurnakan. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya penggunaan bahasa remaja zaman sekarang, ditambah beberapa kalimat asing yang artinya tidak dilampirkan secara harfiah. Tapi, karena memang tujuan utama dari novel ini adalah remaja, maka tidak disalahkan jika ternyata bahasa yang digunakan adalah bukan bahasa baku Indonesia walaupun seharusnya sebagai remaja Indonesia kita harus melestarikan bahasa negara kita sendiri bahkan lewat tulisan sekalipun.

Berikut adalah tanggapan dan analisis saya terhadap tulisan yang telah dibuat diatas :
Hebat banget deh Amara ini. Seharusnya banget itu bisa diganti dengan sekali. Berikut juga dengan deh, akan lebih baik jika diganti dengan ya. Setelah itu penggunaan kata ganti orang pertama, yaitu saya. Kalo aja gue seberani dia. Seharusnya gue itu bisa diganti dengan saya, ataupun aku yang mempunyai makna lebih baik dibandingkan dengan gue karena gue merupakan bahasa yang digunakan remaja pada umumnya. selain itu, banyak juga ditemukannya kesalahan pada kurangnya imbuhan yang diberikan pada suatu kata sehingga mengurangi makna kata tersebut, seperti ngajak dan ngedeketin. Seharusnya ngajak itu mengajak sedangkan ngedeketin itu mendekati. Penggunaan kata yang disingkat-singkatpun juga banyak ditemukan pada tulisan ini, seperti aja dan gak. Seharusnya aja itu adalah saja dan gak itu adalah tidak. Menyingkat kata merupakan hal yang sering dilakukan remaja. Namun, hal itu dapat mengurangi makna dari kata yang disingkat. Kata-kata yang berubah dari kata aslinya juga ada, seperti nyamper. Nyamper itu seharusnya diganti dengan mendatangi.

Selain penggunaan bahasa yang diubah, dikurangi, bahkan disingkat-singkat, terdapat pula penggunaan bahasa asing yaitu Inggris dalam novel diatas. Padahal, bila menggunakan bahasa Indonesia akan membuat makna dari kalimat tersebut lebih “Indonesia” dan enak dibaca walaupun tantangan yang dihadapi adalah masalah penduniaan bahasa yang dimiliki oleh bahasa Inggris. Banyak orang bahkan bocah muda belia yang sudah menggunakan bahasa asing sebagai bahasa utamanya. Banyak orang tua yang sudah mendaftarkan anak-anak mereka untuk mengikuti les bahasa asing sedari dini mungkin demi mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi masalah penduniaan bahasa. Namun, tidak ada salahnya bila kita mendasari diri kita dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena kalau bukan orang Indonesia sendiri yang menduniakan bahasa Indonesia siapa lagi? Tentu kita ingin membuat bahasa ibu pertiwi ini menjadi bahasa yang diakui secara dunia. Kembali ke topik pembahasan novel diatas, just like she did, basic rule, candle lite dinner on the Saturday night, it isn’t a date, I’ll punch him on the face! Merupakan contoh dari penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris. just like she did berarti seperti yang telah dia lakukan, basic rule berarti peraturan dasar, candle lite dinner on the Saturday night berarti makan malam di hari sabtu ditemani dengan lilin yang menandakan kemesraan dalam makan malam, it isn’t a date, I’ll punch him on the face jika bukan pacaran, saya akan memukul mukanya.

Sebenarnya buku ini memang merupakan buku yang ditujukan untuk pasar remaja sehingga hampir seluruh gaya bahasa yang dituturkan sang penulis merupakan gaya bahasa remaja, maupun bahasa asing sekalipun. Tidak ada yang salah dengan buku ini karena buku ini merupakan buku fiksi yang bertujuan untuk menghibur pembacanya, yaitu dari kelucuan bahasa yang digunakan. Namun alangkah baiknya jika kita sebagai remaja Indonesia bisa memulai kembali untu, melestarikan gaya bahasa Indonesia yang sudah jarang digunakan. Kalau bukan kita, siapa lagi?